Galamedia, Senin, 16 Oktober 2006
Pengantar:
TADI malam (Minggu, 15/10) pukul 19.00 WIB, PJTV menyiarkan acara "Tajuk Bandung" dengan topik "Harian Umum Galamedia, Koran Urang Bandung sebagai Koran Terbaik di Indonesia". Dalam acara itu, PJTV mewawancarai Direktur PT Galamedia Bandung Perkasa, H.M. Ridlo 'Eisy. Versi wawancara tertulis yang kami sajikan kepada pembaca sekarang bukan merupakan transkrip dari acara "Tajuk Bandung", walaupun inti dan materi pembicaraannya sama. Semoga bermanfaat.
Redaksi.
PJTV: Tajuk Bandung malam ini menyoroti kinerja Harian Umum Galamedia, koran urang Bandung yang mempunyai prestasi luar biasa, yaitu meraih predikat sebagai koran terbaik di Indonesia. Untuk itu, kami akan mewawancarai Bapak M. Ridlo 'Eisy, Direktur PT Galamedia Bandung Perkasa, penerbit HU Galamedia.
PJTV: Pak Ridlo, Dewan Pers menilai "Galamedia" sebagai koran terbaik di Indonesia tahun 2005, tetapi mengapa prestasi ini baru diumumkan pada 2006?
GM: Alhamdulillah, Galamedia dinilai oleh Dewan Pers sebagai salah satu dari 10 koran terbaik di Indonesia untuk tahun 2005. Predikat itu baru diumumkan pada 2006. Hal ini terjadi karena para peneliti dari Dewan Pers memerlukan waktu yang cukup banyak untuk meneliti dan mengambil kesimpulan, koran-koran mana saja yang menjadi koran terbaik. Untuk tahun 2005, Dewan Pers meneliti 86 surat kabar di Indonesia.
PJTV: Kapan tepatnya Galamedia menerima penghargaan tersebut?
GM: Penyerahan anugerah itu dilakukan oleh Prof. Dr. Ichlasul Amal, Ketua Dewan Pers, di Jakarta, 15 Agustus 2006.
PJTV: Apakah penilaian ini merupakan agenda rutin Dewan Pers?
GM: Dewan Pers telah melakukan penelitian dan penilaian pada 2004 dan 2005. Seharusnya penelitian dan penilaian ini dilakukan secara rutin oleh Dewan Pers, sesuai tuntutan Undang-undang Pers agar media bekerja lebih profesional, yang pada gilirannya masyarakat akan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari kemerdekaan pers.
PJTV: Apa yang menyebabkan "Galamedia" dipilih Dewan Pers sebagai koran terbaik di Indonesia?
GM: Sebelum menjawab pertanyaan ini, kami ingin ceritakan suasana sewaktu kami menerima kabar hasil penilaian Dewan Pers tersebut. Kami semua kaget ketika menerima surat dari Dewan Pers yang menyatakan bahwa Galamedia sebagai koran terbaik di Indonesia.
Sesungguhnya, kami tidak mempunyai target untuk meraih posisi sebagai koran terbaik. Yang kami lakukan dan kami tekankan kepada seluruh jajaran wartawan adalah agar mereka tidak membuat berita yang salah.
Berita yang salah itu bagaikan makanan beracun. Masyarakat yang membaca berita salah akan keracunan perasaan dan pikirannya. Media yang menyiarkan berita salah adalah media yang meracuni masyarakat.
Namun, tentu saja wartawan itu manusia biasa dan mungkin melakukan kesalahan yang tidak disengaja. Kalau terjadi kesalahan, Galamedia akan segera memperbaikinya dengan permohonan maaf kepada pembaca.
PJTV: Apa kriteria yang digunakan Dewan Pers untuk menilai suatu koran sehingga koran itu dinobatkan sebagai koran terbaik?
GM: Ada tujuh kelompok kriteria yang digunakan Dewan Pers untuk menilai kinerja redaksi surat kabar. Pertama adalah struktur penyusunan berita; Kedua, fakta yang disiarkan; Ketiga, ketelitian; Keempat, kelengkapan berita; Kelima, apakah berita yang disiarkan relevan atau cocok dengan yang diingini pembacanya; Keenam, keseimbangan pemberitaan, khususnya kalau terjadi konflik dan kontroversi di tengah masyarakat; Ketujuh, kenetralan pemberitaan.
PJTV: Galamedia telah menyandang predikat sebagai koran terbaik, seperti apa "Galamedia" memandang penghargaan ini dan apa artinya penghargaan ini bagi "Galamedia"?
GM: Kami menerima penghargaan ini dengan penuh rasa syukur alhamdulillah. Arti penghargaan Dewan Pers ini sangat besar bagi Galamedia, dalam arti penghargaan ini menegaskan bahwa kebijakan Redaksi Galamedia telah berada dalam jalur yang benar. Untuk itu, Galamedia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyampaikan berita-berita yang benar dan tidak menyampaikan berita yang salah. Galamedia akan terus berusaha menyampaikan berita yang berdasarkan fakta, akurat, lengkap, seimbang, netral sehingga Galamedia bisa benar-benar menjadi koran urang Bandung yang disayangi oleh orang-orang Bandung.
PJTV: Pak Ridlo, bisnis media makin berkembang setelah reformasi, yang mengakibatkan persaingan sangat tajam, baik di tingkat nasional maupun lokal. Bagaimana "Galamedia" melihat persaingan antarmedia di Indonesia?
GM: Kami, Galamedia, menganggap persaingan dalam bidang apa pun, termasuk dalam media, sebagai bagian dari fastabikul khairot, berlomba-lomba menuju kebaikan. Dengan adanya persaingan, masyarakat akan mendapatkan produk yang makin bermutu dengan harga yang murah. Jadi, media harus menyampaikan informasi yang bermutu kepada khalayaknya dengan pelayanan yang semakin baik, dan dengan harga yang murah. **
Persaingan media memang sangat keras di Indonesia, sehingga banyak yang menjuluki persaingan media di Indonesia adalah persaingan yang saling membunuh. Pada tahun 2002, sudah lebih dari 1.300 media cetak yang bangkrut karena kalah dalam persaingan. Jumlah media yang terpental dari arena bisnis makin banyak akhir-akhir ini. Persaingan media juga sangat tajam pada penyiaran, baik radio maupun televisi.
PJTV: Apakah dengan predikat sebagai koran terbaik, kegiatan bisnis Galamedia makin meningkat? Misalnya, apakah predikat itu membawa tiras Galamedia meningkat?
GM: Dengan mengucap syukur alhamdulillah, prestasi sebagai koran terbaik membawa berkah. Jumlah pembaca Galamedia terus naik. Kami ingin menunjukkan sebuah buku yang baru terbit berjudul Media cene 2005-2006 yang menjadi pegangan bagi para pengiklan maupun biro-biro iklan. Jumlah pembaca Galamedia naik, sehingga mencapai 115.000 orang pada tahun 2005. Pada tahun 2004, jumlah pembaca Galamedia hanya 110.000 orang. Jumlah pembaca ini diketahui dari hasil penelitian AC Nielsen, sebuah lembaga survei media yang selalu menjadi rujukan bagi para praktisi media. Survei itu merupakan hasil dari survei gelombang IV tahun 2005. (Lihat grafik).
Dengan demikian, Galamedia tetap menjadi koran kedua terbesar di Bandung dan sekitarnya setelah Pikiran Rakyat. Insya Allah, jumlah pembaca Galamedia akan naik terus pada tahun 2006, apalagi setelah Galamedia menurunkan tarif ecerannya menjadi Rp 1.000.
Kami juga bersyukur, iklan yang kami terima cukup memadai. Hal ini karena iklan di Galamedia cukup efektif, selain harganya lumayan murah dan terjangkau oleh para pelaku bisnis.
PJTV: Bagaimana upaya Galamedia untuk mempertahankan prestasi yang telah diraih.
GM: Rumusnya tetap sederhana. Jangan salah. Jangan menulis dan menyiarkan berita yang salah. Sekali lagi berita salah itu racun yang meracuni masyarakat. Kedua, menyajikan berita yang enak dibaca dan mudah dimengerti.
Ukuran berita buruk dan berita baik itu sangat mudah. Jika seorang profesor doktor membaca suatu berita sampai dua kali dan masih belum mengerti, pasti berita itu adalah berita yang buruk, karena sulit dimengerti. Sebaliknya, jika pelajar SMA kelas I, walaupun sedang mengantuk, segera memahami isi berita dengan sekali baca, maka berita itu adalah berita yang bagus. Wartawan dan redakturnya mampu mengemas masalah rumit menjadi sederhana dan mudah dimengerti.
PJTV: Bagi Galamedia, seberapa penting keberadaan koran bagi masyarakat?
GM: Koran pada khususnya, dan media pada umumnya, sangat penting bagi masyarakat. Media adalah sarana bagi masyarakat untuk berkomunikasi, memperoleh informasi, dan sarana berekspresi. Tanpa media, masyarakat harus mencari informasi sendiri, dan informasi selalu menjadi dasar untuk mengambil keputusan dan tindakan dalam kehidupan. Keputusan dan tindakan itu dapat berupa reaksi, proaksi, maupun antisipasi terhadap kejadian yang sedang berlangsung.
Dengan media, masyarakat memperoleh informasi yang cepat dan murah, sehingga mereka bisa bertindak dengan tepat, sesuai dengan keadaannya dan keyakinannya. Tanpa media, masyarakat akan terlambat memperoleh informasi, akibatnya tindakannya juga terlambat. Hal ini bukan hanya membuat masyarakat bisa mengalami kerugian yang besar, tetapi juga bisa kehidupan dan nyawa masyarakat dalam keadaan bahaya. Oleh karena itu, ada slogan yang berbunyi, "Media freedom is your freedom". Kemerdekaan pers bukan hanya bagian dari hak asasi manusia, tetapi juga menjadi fondasi bagi tegaknya hak-hak asasi manusia lainnya, seperti hak untuk hidup, hak untuk sejahtera, hak untuk memeluk agama dan keyakinan, dll.
PJTV: Oh ya, September yang lalu Galamedia mengundang Dewan Peras dan penelitinya untuk berdiskusi dengan ilmuwan komunikasi dan praktisi media di Bandung. Apa hasil dan kesimpulan diskusi tersebut?
GM: Diskusi itu mengungkap metodologi penelitian yang dilakukan Dewan Pers, sehingga muncul kesimpulan bahwa Galamedia menjadi koran terbaik di Indonesia. Diskusi itu dihadiri oleh semua redaktur Galamedia dan tokoh-tokoh wartawan dalam Grup Pikiran Rakyat.
Diskusi itu sangat penting bagi Galamedia, dan sesungguhnya penting bagi seluruh media, jika media itu mau terus berprestasi dan mau terus melayani masyarakat dengan berita-berita yang bermutu. Dengan diskusi itu, para redaktur Galamedia makin mendapat bekal untuk terus menyiarkan berita yang diperlukan masyarakat.
PJTV: Terima kasih, Pak. **
Senin, 17 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar